1 Mei 2025 – Jutaan pekerja dan aktivis di seluruh dunia turun ke jalan dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day. Mereka menuntut perlindungan hak-hak buruh, upah yang layak, dan mengecam kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai melemahkan posisi pekerja serta memperburuk kondisi imigran.
Unjuk rasa terbesar terjadi di Amerika Serikat, khususnya di kota-kota seperti Los Angeles, Chicago, dan New York. Ribuan pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Justice for Workers” dan “Stop Trump’s War on Labor”, menyerukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap prokorporasi dan anti rakyat kecil.
“Demonstrasi ini bukan hanya soal upah minimum, tapi soal masa depan kelas pekerja,” ujar salah satu koordinator aksi di Los Angeles, seperti dikutip dari ABC7 News.
Presiden Donald Trump, yang kembali menjabat setelah memenangkan pemilu 2024, menjadi sorotan utama dalam berbagai orasi. Kebijakannya yang dinilai memotong jaminan sosial dan memperketat aturan imigrasi menjadi pemicu utama kemarahan publik.
“Kebijakan Trump dianggap membahayakan kaum pekerja dan memperparah ketimpangan ekonomi,” tulis laporan Associated Press (AP).
Tidak hanya di AS, aksi serupa juga meletus di berbagai negara seperti Prancis, Italia, Jepang, dan Indonesia. Di Turin, Italia, ribuan buruh berkumpul membawa simbol palu dan sabit untuk menegaskan perlawanan terhadap sistem ekonomi yang dinilai eksploitatif.
“Para buruh menyuarakan ketidakpuasan terhadap sistem kerja kontrak jangka pendek dan kurangnya jaminan sosial,” lapor media Jepang NHK News.
Sementara itu, di Jakarta, ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja memadati kawasan Monas. Mereka menuntut penghapusan sistem outsourcing dan pemberlakuan upah layak nasional. Mereka juga menyatakan solidaritas terhadap buruh global yang mengalami tekanan serupa.
“May Day menjadi momentum penting untuk menyatukan suara buruh dari seluruh dunia,” kata salah satu orator aksi, seperti dikutip dari Kompas.com.
Para analis menyebut bahwa gelombang aksi ini menjadi peringatan bagi para pemimpin dunia tentang pentingnya kebijakan yang adil dan propekerja, terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi pascapandemi dan konflik geopolitik yang terus memanas.
Foto : Divisi Fotografi
Penulis : Sherli Rosalina-Divisi Reporter
Referensi:
https://apnews.com/article/46de8196d7f01d7458c3d77ccd5e0e54
https://apnews.com/article/may-day-labor-workers-e52a141c03584ebad327d9c602674837
